Pada 21
Februari 2012, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).
Mengadakan sebuah acara seminar yang bertemakan “Pemberdayaan dan Pengembangan
Technopreneur di Politeknik Negeri Jakarta, Sebagai Wadah Bertukar Ketrampilan
dan Wadah Pemberdayaan Bagi Technopreneur di Indonesia”.
Technopreneur sendiri adalah
cara berwirausaha dengan berbasis teknologi, yang di sini para Mahasiswa
Politeknik, khususnya Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, sangatlah berperan untuk
menciptakan sebuah karya cipta dan bukan hanya sekedar menjadi mahasiswa yang
paham dan mampu menjalankan sebuah mesin. Technopreneur sangatlah bermanfaat
bagi kemajuan ekonomi Indonesia, karena kita tidak akan bergantung dengan
mesin-mesin yang didatangkan dari luar negeri, seperti Cina, Amerika, dan
Belgia, sehingga pada akhirnya ekonomi Indonesia semakin membaik.
Salah satu materi berkaitan
dengan technopreneur adalah yang
disampaikan oleh H. Sigit Marbangun, S.ST, alumni dari Polteknik Manufaktur
Bandung. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan “Merintis dan Mengembangkan
Wirausaha Unik Berbasis Penerapan Teknologi”. Menurut beliau, soko guru
industri di Indonesia adalah industri kecil yang dapat menyokong industri
besar, dan tentunya dalam hal ini peran mahasiswa politeknik Jurusan Teknik
Mesin khususnya, sangatlah besar dan penting.
Gus Ndiwek, sapaan akrabnya.
Beliau sudah cukup banyak menghasilkan berbagai karyanya dalam menciptakan sebuah
mesin, dan kini mesin-mesinnya dipakai di beberapa perusahaan besar seperti
Astra Honda Motor (AHM), kurang lebih sekitar 120 mesin untuk mengangkat suku
cadang yang telah selesai dirakit, dengan harga per mesin, yaitu Rp.15 Juta Rupiah,
dan bahkan sampai mengekspor mesin
garment SS-03-SIMA ke Arab Saudi untuk pembuatan pakaian kerajaan. Disamping
itu, beberapa hasil penemuannya yaitu, mesin pengisi cat dengan sistem level
sensor seharga Rp.350 Juta dan kini terpakai oleh Catylac, mesin yang
diperuntukan pengisian Aquaproof dengan kemampuan mengisi 10 ember per menit,
seharga Rp.350 Juta.
Dengan keberhasilan seorang Gus
Ndiwek, seorang pada mahasiswa politeknik Jurusan Teknik Mesin pada masanya,
tidak terlepas dari peran teman-temannya yang mendukung usaha beliau.
Tambahnya, seorang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin harus memperluas pergaulannya
dengan Jurusan Teknik Listrik, Elektro, dan Komputer. Dengan memperluas
pergaulan tersebut, maka akan menciptakan sebuah rasa kesatuan, dan hal ini
penting sebagai modal awal untuk bertechnopreneur, karena satu sama lain pasti
berkaitan. Karena pada sebuah mesin tidak akan dapat terpakai jika tidak ada
listrik, dan tentu pula tidak akan berfungsi sebagai mana mestinya jika tidak ada
sebuah program komputer yang mengendalikan.
Begitu pentingnya peran
Technopreneur dalam sistem perekonomian Indonesia, seharusnya hal ini dapat
menjadi motivasi besar bagi para mahasiswa politeknik, khususnya dari Jurusan
Teknik Mesin, untuk bisa menciptakan sebuah karya, yang dapat dirasakan manfaatnya oleh kebanyakan orang. Namun, sayangnya kebanyakan para mahasiswa tersebut
hanyalah berpikir sekedar cukup dalam hal pengoperasian sebuah mesin. Namun, tidak dapat dipungkiri juga bahwa Technopreneur memang masih sebuah hal baru bagi
kebanyakan mahasiswa politeknik, sehingga perlu waktu untuk menyebarluaskan
informasi tersebut, setelah itu tentunya Technopreneur akan menjadi sebuah
wirausaha baru yang digandrungi, dan sekaligus sebagai ajang menunjukkan
prestasi.
Teks & foto: Nur Afni
Teks & foto: Nur Afni