Tepat satu
bulan yang lalu (26 September 2013), Politeknik Negeri Jakarta (PNJ)
sukses meluluskan 1.500 mahasiswa tahun 2013, bertempat di Balairung
Universitas Indonesia. Namun, ada yang berbeda dengan
pelaksanaan wisuda tahun ini. Kali ini, wisudawan/wati tidak hanya menjadikan wisuda sebagai
ajang perayaan kelulusan,
tetapi juga memberi wujud nyata kepedulian kepada kampus tercinta dalam program
Giving PNJ.
Program Giving PNJ pertama kalinya digagas oleh Agus
Budiyanto selaku ketua umum BEM PNJ periode 2012-2013. Awal mula terbentuknya
program ini sendiri berasal dari kejenuhan penantian janji perbaikan
fasilitas ibadah Masjid Darul Ilmi (Daim), masjid Politeknik Negeri Jakarta,
yang sudah tidak layak. Menurut
Budi, pihak kampus sendiri tidak dapat memberi kepastian
kapan akan melakukan renovasi menyeluruh. Pemerintah pun tidak
menyiapkan anggaran pembangunan atau perbaikan khusus fasilitas ibadah.
“Sebenarnya kami bosan karena tidak ada perbaikan dari dulu. Saya
berpikir untuk menggunakan momen wisuda sebagai ajang kepedulian yang kemudian
kami namakan Giving PNJ. Sederhana aja. setidaknya
minimal satu orang menyumbangkan sepuluh ribu
pada praktiknya,”
ujarnya.
Menurut
Budi, dari jumlah wisudawan yang mencapai angka 1500 itu saja, bila dikalikan
Rp10.000 sumbangan sudah bisa mencapai Rp15.000.000. “Sebagai bentuk realisasi
dari Tri Dharma Perguruan Tinggi: Pengabdian pada Masyarakat. Maka sangat
dipertanyakan jika lulusan-lulusan PNJ tidak meninggalkan apa-apa bagi bagi
kampusnya. Kontribusi apa yang bisa kita berikan untuk kampus kita setelah 3-4
tahun kita keliah di PNJ?” tambahnya.
Masjid yang berdiri dari hasil swadaya masyarakat ini
memang jelas nampak kerusakannya. Bentuk bangunan yang terbuka membuat tempias air hujan
masuk ke dalam masjid. Belum lagi
genangan di sekitar masjid. Di
tempat wudhu,
baik pria dan wanita,
air keran untuk besuci tidak mengalir cukup bahkan sering mati. Toilet pria pun sering mampet, begitu pula dengan
toilet wanita sama memprihatinkannya. Dengan jumlah mahasiswa yang banyak, jama’ah
sholat jumat di Masjid Daim pun sampai tumpah ruah hingga ke luar pagar masjid serta selasar
jalan. Walau begitu keadaanya, Masjid Daim tetap menjadi primadona bagi
umatnya.
Ternyata,
gagasan sang Domisioner ketua Badan Eksekutif Mahasiswa PNJ ini pun diterima baik oleh sesama
wisudawan hingga civitas PNJ. Bahkan, para alumni pun turut memudahkan program Giving PNJ ini selama dalam proses
kegiatan. Banyak
beberapa alumni yang membatu secara khusus keberhasilan ini, seperti Adhi Indra
mahasiswa Jurusan
Teknik Grafika Penerbitan membebaskan seluruh biaya cetak buletin terkait Giving PNJ sebanyak seribu eksemplar serta amplop sumbangan. Tak hanya Adhi,
Dewo dari mahasiswa
Teknik Elektro
turut membantu
menyiapkan promosi di YouTube dengan
membuat montion graphic. Kerja sama yang baik ini membuahkan
hasil yang luar biasa.
Dengan
bantuan sosial media untuk memperkenalkan Giving
PNJ ini, sekejap respon baik diterima. Kemudian setelah perkenalan melalui
sosial media, Budi pun turut mengadakan briefing
dengan semua wisudawan untuk lebih menyukseskan program. Karena saat
briefing tersebut tidak semua wisudawan yang hadir, maka pada gladi bersih wisuda
publikasi lebih digencarkan, yaitu pemberian penjelasan tentang program Giving PNJ sendiri kepada seluruh
wisudawan.
Dalam praktiknya,
pelaksanaan pengumpulan dana terbilang sederhana. “Kami
memberikan amplop untuk mereka isi dan diserahkan saat wisuda,” terang Budi.
Walau masih terkendala dalam pengumpulan amplop yang
tertinggal, seluruh kegiatan acara pada wisuda kemarin berjalan lancer. terkumpul
dana sekitar 12.500.000,- dalam sehari. Bagi peserta yang belum sempat menyerahkan sumbangan
atau pihak lain yang ingin menyumbang, panitia pun masih menyediakan
kotak Giving PNJ di gedung Direktorat
PNJ.
Giving PNJ, sebuah persembahan dari mahasiswa
kepada kampus tercinta agar fasilitas dapat terbenahi lebih baik. Sebuah niat
mulia ini memang patut diacungkan jempol. Setelah kegiatan ini, Budi berharap agar Giving PNJ dapat menjadi sentilan bagi para
petinggi kampus agar mau berbuat mandiri lebih dari mahasiswanya. Semoga kegiatan ini dapat berlanjut
terus-menerus. “Kita bisa bayangkan 5-10 tahun ke depan PNJ akan makin baik
fasilitasnya. Bukan tidak mungkin semua fasilitas yang ada di kampus ini bisa
kita perbaiki dengan tangan kita sendiri,” tutupnya.
Teks: Bunga Padma Putri & Deasy Amalia
Foro: Dok. Giving PNJ