(sumber gambar: http://www.kesekolah.com/images2/big/2013022114030157621.jpg)
Sambungan...
Dewasa ini, memang telah banyak ditawarkan acara atau
tayangan hiburan yang dengan secara jelas membodohi. Contohnya, acara komedi
lawak yang sering sekali ditayangkan, yang di dalamnya hanya berisi mencela
orang saja. Dari satu orang yang menjadi objek celaan dengan segala kekurangan
dari dirinya, bahkan menyinggung SARA, ataupun memukul orang tersebut dengan
bahan yang tidak permanen, bahkan sampai mengumbar kehidupan privasi yang tidak
seharusnya diceritakan hanya untuk menjadi tertawaan. Buruknya lagi, sudah
banyak aduan tentang penghinaan yang berlebihan dalam acara komedi lawak. Salah
satu kasus yang terkenal adalah kisruhnya para tokoh Betawi dengan salah satu
stasiun televisi, karena acara televisi tersebut telah menghina seorang tokoh
senior yang bisa dibilang legenda dari tanah Betawi pada tahun 2014.
Ada pun acara drama seri atau sinetron meracuni
penonton remaja bahkan anak yang masih dibawah umur dengan kehidupan percintaan
yang seharusnya tidak dikonsumsi mereka. Bahkan, tidak jarang adegan atau
pakaian yang digunakan oleh pemerannya tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
Dan yang sedang heboh-hebohnya saat ini adalah, drama seri dari luar negeri
yang bahkan tidak jauh berbeda isinya dengan dalam negeri yang menonjolkan
percintaan dan menjerumuskan penonton atau penikmatnya dalam kebodohan. Yang
lebih parah lagi, mereka membawa budaya yang pelan-pelan dapat menyingkirkan
budaya negeri sendiri.
Dan, yang terburuk adalah infotainment (berita mengenai dunia hiburan) yang hanya menyebarkan
berita fiktif yang sama sekali belum terbukti. Terkadang meliput kehidupan
dunia para penghibur yang notabene tidak ada gunanya bagi para penonton. Acara
semacam ini berakibat fatal bagi kehidupan sosial masyarakat, yaitu masyarakat
akan membudayakan apa yang dinamakan bergunjing, yang sangat jelas sekali dapat
menimbulkan fitnah dan berujung perpecahan.
Mungkin, memang dengan cara-cara seperti contoh diatas
industri hiburan dapat berkembang. Seperti yang sudah dijelaskan di awal,
memutar roda ekonomi dengan berusaha membuat banyak orang menonton atau
menikmati, pundi-pundi uang pun akan mengalir terus-menerus. Cukup berusaha
membuat rating (jumlah penonton atau penikmat) setinggi-tingginya,
maka industri akan berjalan dengan sukses. Sudah saatnya mereka para pelaku
industri hiburan khususnya pertelevisian memikirkan kualitas dari produk yang
mereka buat, bukan hanya memikirkan rating dan keuntungan yang mereka dapatkan. Karena memang,
salah satu fungsi media adalah mengedukasi. Dan sudah saatnya pula memikiran
dampak dari produk yang mereka buat. Bila itu negatif harus diubah secepatnya,
bila itu positif harus dikembangkan terus-menerus.
Lalu, siapa yang akan disalahkan sekarang? Semuanya bisa
saling menyalahkan, dan hanya akan membuat lingkaran setan yang tak berujung
sudutnya. Yang harusnya kita lakukan sebagai konsumen dan penikmat media
adalah, jadilah penikmat media yang cerdas. Kita pun harus mulai selektif akan
apa yang kita konsumsi. Dan sudah bukan waktunya untuk apatis akan mundurnya
moral bangsa yang diakibatkan produksi industri hiburan yang terus membodohi.
Harus kita mulai dari diri sendiri. Setidaknya, mengingatkan dalam keluarga
apabila ada produksi industri hiburan yang bermasalah lebih baik ditinggalkan. Khususnya,
apabila dalam keluarga kita ada anak dibawah umur.
Oleh Herdi Alif Al Hikam
Editor: Elva Mustika Rini
0 comments:
Posting Komentar