Depok, GEMA—Rabu
lalu (16/1), terselenggara sudah diskusi publik terkait Bus Poltek (BiPol). Acara
ini diselenggarakan oleh BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Bertempat di Aula
lantai 3 gedung Direktorat PNJ, acara ini turut mengundang Bapak Agus (Pudir 2),
Bapak Munas (staf Pudir 3), Ibu Sri (kabag Umum), Bapak Muji (bagian Rumah
Tangga), serta sejumlah mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta.
Terdapat empat tujuan BEM
menyelenggarakan diskusi tersebut. Pertama, mahasiswa butuh revitalisasi
jadwal BiPol dengan melibatkan mahasiswa. Karena seperti yang kita ketahui, sering
sekali jadwal BiPol tidak sesuai dengan jadwal aslinya. Kedua, optimalisasi
enam armada BiPol beserta supirnya. Selanjutnya meningkatkan kesejahteraan para
supir BiPol agar lebih baik ke depannya. Dan yang terakhir adalah pihak
direktorat PNJ mengadakan pertemuan dengan pihak UI untuk menyiasati sikap tegas terhadap
diskriminatif pelayanan Bis Kuning UI (Bikun) kepada mahasiswa PNJ. Karena, seringkali
ditemui mahasiswa PNJ yang diperlakukan semena-mena oleh supirnya.
Acara diawali dengan penjelasan
sedikit tentang keadaan BiPol serta kerjasama antar PNJ dengan UI. Pak Muji
menjelaskan bahwa terdapat 6 BiPol, tetapi hanya 5 unit yang dipakai; empat
untuk mobilisasi mahasiswa, dan satu unit untuk kunjungan industri. Namun
miris, satu bus rusak sehingga yang beroperasi hanya empat. Keempatnya juga
suka ditumpangi oleh mahasiswa Universitas Indonesia. “Seharusnya Bikun ada
yang masuk ke Poltek dari jam pagi, istirahat dan ba’da magrib, namun di
lapangan sulit dikerjakan,” ungkapnya.
Sedangkan soal kontrak dengan UI, Bu Sri
mengatakan ada 5 kontrak kerja sama dengan Universitas yang beralmamater kuning
tersebut. Yang pertama, asuransi mahasiswa, kedua fasilitas olahraga, ketiga
fasilitas kesehatan, keempat fasilitas perpus UI, dan yang kelima fasilitas Bikun.
Bu Sri turut menyebutkan, dalam kerjasama dengan UI, PNJ membayar sebesar
Rp700.000.000,00 per tahun atau Rp350.000.000,00 per semester. Padahal
seringkali mahasiswa yang dikenakan biaya tambahan saat ingin menggunakan
fasilitas-fasilitas tersebut.
Para mahasiswa pun memasang target untuk mengimplementasikan hasil dialog ini hingga 30 hari ke depan.
Namun, pihak Direktorat hanya menyanggupi untuk point 1 dan 4 saja, sisanya
point 2 dan 3 dilaksanakan dengan tentatif. Kesepakatan ini pun sekaligus
menjadi penutup dialog publik pada siang hari itu.
Selama ini BiPol memang dirasa
perlu perhatian yang lebih. Semoga dengan diskusi terbuka ini, BiPol bisa lebih
baik ke depannya.
Naskab: Ika Tri Juniarti, Alifia Rahmaniar
Foto: Dokumentasi BEM PNJ
0 comments:
Posting Komentar