Minggu, 13 November 2011

Resensi: Novel Our Story karya Orizuka


Masa SMA. 
Masa yang selalu disebut sebagai masa paling indah,
tapi tidak bagi anak-anak SMA Budi Bangsa.

SMA Budi Bangsa adalah sebuah SMA di pinggiran ibukota yang terkenal dengan sebutan SMA pembuangan sampah, karena segala jenis sampah masyarakat ada di sana.

Preman. Pengacau. Pembangkang. Pembuli, dan sebagainya.

Masuk dan pulang sekolah sesuka hati.
Guru-guru honorer jarang masuk dan memilih mengajar di tempat lain.
Angka drop out jauh lebih besar daripada yang lulus.

Sekilas, tidak ada masa depan bagi anak-anak SMA Budi Bangsa,
bahkan jika mereka menginginkannya.

Masa SMA bagi mereka hanyalah sebuah masa suram yang harus segera dilewati.

Supaya mereka dapat keluar dari status 'remaja' dan menjadi 'dewasa'.
Supaya tak ada lagi orang dewasa yang bisa mengatur mereka.
Supaya mereka akhirnya bisa didengarkan.

Ini, adalah cerita mereka.
***
Novel Our Story ini adalah novel karya Orizuka. Ceritanya keren banget. Novel ini mempunyai 4 pemeran utama. Well, biasanya tokoh sentral kan dua ya?

Novel ini menceritakan tentang gadis bernama Yasmine. Gadis SMA yang pindah dari Amerika ke Jakarta karena ibunya koma di Indonesia.

Masalah dimulai ketika sopir Yasmine yang diberi tugas untuk mendaftarkan Yasmine sekolah selama tinggal di Jakarta, salah mendengar nama sekolah tempat Yasmine akan mendaftar. Harusnya, Yasmine masuk ke sekolah Bakti Bangsa yang bertaraf internasional, namun karena salah dengar, Yasmine akhirnya masuk ke sekolah Budi Bangsa. Sekolah pembuangan 
sampah, karena segala jenis sampah masyarakat ada di sana.
Orang yang bersekolah di sana adalah orang-orang yang tidak diterima di SMA manapun, tidak punya biaya banyak, atau anak-anak yang memang tidak niat ikhlas untuk sekolah. Alias sekolah hanya jadi formalitas saja.

Di sekolah itu, ada seorang anak laki-laki bernama Nino yang terkenal sebagai maskotnya SMA Budi Bangsa. Kenapa? Karena Nino kalau berantem nggak segan-segan sampai bikin musuhnya sekarat. Dan dia identik dengan tongkat baseballnya (yang digunain buat mukulin orang).

Pertama kali melihat Yasmine, Nino langsung tertarik. Soalnya gadis itu polos sekali. Dan Yasmine termasuk gadis yang autis di Amerika sana karena dia di Amerika sering di-bully.
Pada akhirnya, Nino naksir beneran sama Yasmine.
Selain Yasmine dan Nino, dua tokoh lain yang dapat porsi sama banyak adalah Ferris dan Mei.

Ferris adalah anak orang kaya (anak anggota DPR dan pengusaha) yang sengaja masuk ke sekolah buangan itu untuk “menghilangkan” rasa bersalahnya pada Nino. Jadi saat SMP, dia bersahabat baik sama Nino. Cuma, pas SMP, ayah Nino masuk penjara dan Ferris menjauhi Nino. Saat Ferris sadar kalau ia bersikap terlalu pengecut dan menyesal terhadap Nino, dia nekat berhenti sekolah dari sekolah unggulannya, masuk ke sekolah buangan Budi Bangsa itu.

Lalu Mei. Gadis ini cukup dekat dengan Yasmine dan Ferris. Dia harus mengorbankan harga dirinya untuk membiayai biaya operasi ibunya yang sakit tumor. Meski dia tak ingin melakukannya, tapi dia terpaksa melakukannya. Dan Ferris lah yang membantunya untuk berubah.

Karakter yang sangat disukai dalam novel ini adalah karakter Nino si bad boy yang rapuh dan Yasmine yang lembut. Meskipun novel ini tentang anak sekolahan, tapi untuk para mahasiswa tidak akan menyesal kok membaca novel ini. Karena banyak pembelajaran yang dapat diambil dalam novel ini. Novel ini juga mengajak kita untuk jangan pernah menyerah dalam mencapai cita-cita kita. Jika seseorang itu mau berusaha, dia pasti bisa meraih cita-citanya. Tidak pandang apakah dia sekolah di sekolah bertaraf internasional atau sekolah sampah. 





Oleh: Delia, divisi editor

1 comments:

Posting Komentar